20120319

Cara Penanaman Hidroponik



Set Hidroponik
Penanaman secara hidroponik secara umum dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan menggunakan media keras. Media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Cara kedua adalah mengunakan larutan, tanpa media keras untuk pertumbuhan akarnya, hanya cukup dengan larutan bernutrisi.  Cara ini dapat mengunakan teknik larutan statis atau larutan alir.
Cara penanaman yang lebih canggih telah diterapkan oleh NASA, dikenal dengan nama Aeroponik


Kultur Larutan Diam
Kultur Larutan Diam
Dengan cara ini, tanaman disemai pada media tertentu yang terapung diatas larutan nutrisi. Larutan dapat dialirkan secara perlahan atau tidak dialirkan sama sekali. Ketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di atas larutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman. Bak yang tembus pandang sebaiknya ditutup dengan bahan kedap cahaya untuk menghindari cahaya sehingga dapat menghindari tumbuhnya lumut di dalam bak. Untuk menghasilkan gelembung udara yang memasok oksigen dalam larutan, dapat digunakan pompa akuarium. Ketinggian larutan harus dijaga dan apabila larutan turun di bawah ketinggian tertentu  diisi kembali dengan air atau larutan bernurtrisi yang baru.

Kultur Larutan Alir
Dengan cara ini, larutan nutrisi dialirkan dari tanki secara terus menerus melewati akar tanaman. Kultur ini lebih mudah untuk pengaturan karena larutan bernutrisi dapat diatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk banyak tanaman. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam penanaman hidroponik  adalah teknik lapisan nutrisi (Nutrient Film Technique, NFT). Sistem ini menggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman disemai di parit tersebut. Di sekitar saluran parit tersebut dialirkan air mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipis yang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman.

Aeroponik 
Dengan cara ini, akar tanaman tergantung diudara dalam ruangan yang disemprot larutan nutrisi baik secara kontinyu maupun tidak kontinyu. Keuntungan dari sistem ini, akar mendapatkan cukup oksigen. Sistem ini dikenalkan pertama kali tahun 1983 oleh Richard Spooner dan menjadi salah satu cara yang sukses dalam penanaman kentang, tomat dan sayuran berdaun kecil. Selain itu, penggunaan nutrisi juga lebih rendah, hampir seperempat dari kebutuhan hidroponik secara normal. NASA menjadi tertarik dengan sistem ini karena penanganan sistem penyemprotan lebih mudah dibandingkan penangan cairan pada ruangan tanpa gaya gravitasi seperti dalam pesawat angkasa luar. Tanaman juga dapat dipindahkan ke media tanah atau  media penanaman lainnya tanpa berpengaruh pada kecepatan tumbuh karena penyesuaian dengan lingkungan baru. Namun demikian sistem ini memerlukan investasi yang lebih tinggi dibandingkan sistem hidroponik biasa

Kultur Media Agregat
Kultur Larutan Alir
Penanaman dengan cara ini menggunakan media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam, batu bata, dan media lainnya yang disetrilkan terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk mencegah adanya bakteri di media. Pemberian nutrisi dilakukan dengan teknik mengairi media tersebut dengan pipa dari air larutan bernutrisi yang ditampung dalam tangki atau tong besar.

Beberapa cara penanaman hidroponik dikembangkan dari kultur dasar untuk tujuan peningkatan efisiensi.  Ebb & Flow atau Flood & Drain Sub-irrigation menggunakan tanki larutan nutrisi yang ditempatkan dibawah ketinggian tanaman yang ditanam, dimana larutan nutris dipompakan secara berkala dan kemudian dialirkan kembali ke tanki. Pengaliran larutan nutrisi ini dapa secara mudah dilakuakn dengan mekanisme automatik.

Penggunaan bahan yang dapat menampung air yang relatif cukup banyak tetapi memiliki cukup rongga yang dapar ditempati udara seperti vermiculite, perlite, fibreglass atau pasir kasar, dikembangkan juga untuk penanaman hidroponik. Larutan nutrisi diatur menggunakan timer dan jumlah larutan nutris yang dialirkan dikontrol disesuaikan dengan beberapa faktor seperti temperatur, ukuran tanaman dan bahan yang digunakan sebagai media tanaman. Cara ini digunakan secara luas dalam penanaman sayuran seperti mentimumn dan tomat

Cara penanaman yang dikenal sebagai Deep Water Culture menumbuhkan tanaman secara mengambang diatas larutan nutris. Tanaman ditahan menggunakan jaring dengan akar tanaman didalam air. Larutan nutrisi aliri gelebung udara yang memperkaya oksigen dalam larutan yang berguna bagi akar untuk tumbuh. Pada masa awal pertumbuhan akar, larutan nutris dipompakan melalui pembentuk gelembung untuk memperkaya kandungan oksigen didalam larutan yang terbukti membantu pertumbughan akar dari tanaman. Metode ini dikenal sebagai metode Bubbleponic.


1 comment: